P.S. catatan ini hadir ketika temen gua bilang, “makannya
punya temen” orang ini ngomong pelan, tapi setelahnya gua berfikir tentang
orang ini, ELO SIAPA? Gau gak benci orang ini, tapi ini pelajaran, ekspektasi
terlalu baik tentang orang lain itu gak baik, kadang orang macem gini bikin
mikir, “HEY DUDE! GUE INI SIAPA ELO?” anyone else? In fact, I’m not tough, I
almost crying because this one! Haha…
Ini bukan tentang cerita tentang, film orang afrika yang
kocak itu. Ini tentang orang-orang disekitar gua. Banyak orang-orang yang
terlalu baik buat gua, ada orang-orang yang yagitu aja, “gua kenal elo kok”
abis itu bubar jalan. Lantas kenapa gua bilang good is bad, bad is good, why? Dilihat dari segi kenyamanan teman-teman gua
yang baik ini, mereka menerima gua apa adanya kok, mereka selalu bisa menerima
becandaan gua, kalo diajak ngobrol obrolan kita sama. Sedangkan orang yang
kenal gua, yang sekadar kenal, bahkan di kaca mata mereka, gua freak, nerd, or
anything bad about me, becandaan gua gak laku, obrolan kita gak sama, atau
anggep gua “skip aja nih orang”, gua gak bisa nyaman, kadang gua milih gak
kenal siapa-siapa dari pada punya temen kayak gini, rasanya jika kenal orang
ini, belum tentu gua bakal ngobrol lagi, gua punya sikap otomatis “menghindar”
sama teman-teman kayak gini. Beda cerita ada orang yang keliatannya baik, tapi
dia itu gak seutuhnya baik, macem orang kolot yang memikirkan “manfaat” oran
lain, orang ini bener-bener fu*k! karena orang ini, yah you know…. Kapan aja
bisa bunuh lu…
But in fact! Di tingkat “kenyamanan” ini, gua gak punya
tantangan, gua gak perlu survive. Ya biasa aja, kalo mau jalan, yok rame-rame
cus. Gua gak perlu resah dengan diri gua sendiri, tanpa gua harus berfikir, gua
cantik hari ini? Gua lucu hari ini? Sedangkan, dengan orang-orang sebaliknya,
tingkat kewaspadaan gua tinggi, gua lebih menghindar, liat “kiri-kanan”, karena
dengan orang-orang semacam ini, gua lebih banyak mikir tentang keberadaan gua,
dan gua mencoba mandiri dengan orang seperti ini, yah lu tahu lah, orang-orang
ini gak bisa diandelin sebagai “teman”.
Akhirnya, zona nyaman gua sendiri bisa membunuh gua suatu
saat, tiba saatnya ketika teman-teman baik gua ini memiliki kehidupan lain,
terus gua harus meratapi nasib gua? oh dear, gua harus survive!
In the real life, gua sendiri sedang bersama teman-teman
ternyaman, you don’t have to think who you are, what you are, what you are look
like, I love this! But sometime they had their comfort zone, there’s not including
me, but me too, I had time, when this good friend is bad friend, I don’t enjoy
this one…. So GOD MUST BE CRAZY!
Semarang, 16 Maret 2013 09.19 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar