Kamis, 16 Juni 2011

part 1

cerita beberapa bulan (lama bener) terakhir!




Balada (Balado) Alien


Aku tidak melihat pentingnya sebuah perasaan
Aku merasa tergantung di arti perasaan
Aku merasa, tapi orang lain?
Yang ku tahu sejauh ini tidak
Aku merasa tergantung di arti penantian
Sejauh ini aku bertanya yang ku terima hanyalah tanda besar lagi
Ini gila
Atau aku yang salah
Aku tergantung di pengertian ini
Dan setelah ini aku merasa jauh dari segala bayangan kenyataan
Aku hanya tidak ingin melihat mata kosong setiap pagi yang ku lihat di cermin
Itu menyeramkan
Aku hanya butuh pengertian
Jangan beri aku penjelasan
Aku muak!
#17. mei. 2011

Si rumpi, emang rumpi!
Mendengar suatu cerita dari seorang temen yang agak rumpi emang agak diaragukan, tapi kalau ternyata dia beneran jadi saksi matanya gimana ? masih mau percaya? Pastinya siapa pun yang cerita pasti berpengaruh banget ke perasaan lo, et salah! Perasaan gua! Jiahhaaa, sebenernya gua enggak mau kepedeaan, tapi berhubung gua orangnya pamer dan gak bisa memendam kege-eran gua yang yang kadung kronis, jadilah gua seperti itu. Jadi gini, kronologinya sekelompok geng rumpi di kelas gua yaitu teman-teman gua sendiri, salah satu dari mereka sedang bercerita tentang sepupunya, yang namanya mirip ama gua. Tiwi. “eh si Tiwi hobinya pacaran mulu, parah deh!” eh entah ada angin apa seseorang (orang ini cowok, Alien) nyamber-nyamber obrolan gak penting mereka, dan bertanya, “iya napah tiwi udah punya pacar?” hah! Abis itu para anggota geng rumpi, ngakaklah mereka berkata, “ahaahahahaa, orang, tiwi sepupu gua! Ciee... eluuu!!” gila kan teman-teman gua, dan ini diceritain langsung sama teman gua, salah satu anggota rumpi, dan orang yang dikata-katain itu yang bertanya tentang gua malah bercuap-cuap, “apaan, orang gak napah-napah juga!” dengan muka yang aneh kalau kata temen gua lagi malu-malu gitu, gua cukup kenal orang itu, agak aneh, suka melakukan kebalikan dari yang sebaliknya kita pikiran, memperkeruh keanehan, yah begitulah. Gua sempat berpikir apa an sih! Enggak deh! Harus diuji kewarasannya itu! Tapi apa dikata, kalo udah kegeeran gimana? Hal yang terbodoh gua lakukan setelah teman gua yang amat rumpi itu cerita adalah bertanya, “emang kapan dia ngomong???” zzzz…. Ketauan gua excited nya! Penasaran sendiri, yah lihat aja nanti. Kalau penasaran gua bener, pasti keadaan bakal kacau! Kacau!

# 14 Februari 2011, alasan kenapa gua selalu kegeeran, setiap hari ini gua mendapati laci gua kosong, there`s no chocolate or flower! #ngarepgila!



Pesaing hebat, pejuang berat

Saat ini gua boleh dikatakan sudah lulus SMA, selesai urusan putih abu-abu gua! ahaaahaakg (bahagia tingkat tinggi). Beberapa hal yang beda mulai terjadi dan gak semudah yang gua bayangkan, mirip mba-mba yang gua temuin di pasar dia asli orang jawa, dan berkata tentang Jakarta, “Jakarta gak seindah yang kita bayangkan.” Sekarang itulah gua, bukan berbicara tentang Jakarta atau betapa ringseknya kota itu, melainkan berbicara tentang nasib gua setelah lulus SMA, ada rasa bahagia ketika meninggalkan baju putih abu, tapi sekarang ini baru awal, gak sekedar waktu gua lulus SMP gau mau di sekolah SMA umum, tapi malah pro-kontra dan khirnya gua test di SMA islam (MAN) dan endingnya keterima! Taraaa! Sekolahlah gua, sekarang gak sesimpel itu, dan fakta terbesarnya adalah perjuangan gua masih panjang, sekarang ini gua lagi bersaing untuk kuliah di universitas yang gua mau IPB atau UNDIP atau Sekolah Ikatan Dinas, dan setelah mendapatkan yang gua mau pun persaingan akan di mulai lagi dari yang gua kuliah nyelesein tugas, skripsi, dan akhirnya gua bergelut dengan pekerjaan. Pesaing hebat, pejuang berat. Orang – orang bertahan dengan label seperti itu buat gua di masa depan. Pesaing hebat, pejuang berat. Lebih tepatnya gua menggunakan kata penghubung “atau”, Pesaing hebat ‘atau’ pejuang berat kalau perlu lebih mantap “dan”, Pesaing hebat ‘dan’ pejuang berat, ada kesan ini orang “berat.” Gua sendiri sedang berjuang di banyak harapan, mau gua kategoriin sebagai pesaing hebat, yahhhh, gak nyangkut amat tapi boleh ya masuk pejuang berat, gua mengibaratkan kalo ada yang mengusik impian gua, gua akan galak dan berkoar, “apa lo!” meskipun “pejuang berat” gak tertulis di jidat gua yang mengkilap ini tapi gua akan berusaha dan mempercayakan, usaha dan doa “gak pernah bohong”

9 – june - 2011



Second choice

Jangan perhatikan dia, antara dia, aku, dan kita adalah sama. Hanya bersembunyi di balik persembunyian paling aman. Mengertilah.

Seorang teman di siang yang sangat panas tiba-tiba bercerita tentang hidupnya dan di awali dengan tangisan yang mengharukan, “ah utang palingan!” kalo gak “pacar!” dalam hati gua, tapi bukan saudara-saudara dia tiba-tiba nangis ke arah gua, sumpah gua bingung kalo ada yang nangis depan gua, perempuan pula, gua bukan tipe perempuan yang memahami sesama, seandainya gua tahu apa yang harus gua lakukan, “please! Jangan nangis, gua bakal salto” atau gua bakal buat pengakuan bodoh gua, “bo! Gua abis ngedonorin bulu ketek ke abang becak yang bulu matanya rontok abis di kemo” tapi enggak! gua saat itu menunjukan sikap ke-kak seto-setoan, “kenapa lu?” gua pelukan deh, terkesan agak mengharukan tapi suasana agak mendukung, dan dia mulai bercerita.
“gua ada konflik sama nyokap… hik… hikk”
“kenapa? Ngebolongin panci? Eh, bukan! Maksud gua serius gitu ya sama nyokap?”
“iya tiw, dia jadi gampang galak, suka ngatain bokap gua bego-lah dan nyokapnya bokap padahal dia udah meninggal, lu harus tahu tiw, gua tahu apapun tentang nyokap gua, nunggu nyokap gua cerita ke tetangganya dengan nada yang gak enakin, gua plus keluarga dianggep apa? Gua.. gwak.mahwau… hik…hik..” bahasa tangisannya mulai bicara,
“sabar Handa (nama samaran temen gua), udah lo nangis dulu”
“iya tiw makasih, konflik terakhir bikin gua sakit banget, emang gua agak bandel kalo nyokap gua lagi bilangin ke gua, suka nyautinlah, gua akuin itu bagian dari penolakan sama sikap dia selama ini, bukan nasihat dia, gua selalu ingin denger petuah seorang ibu tiw, nah setelah gua ngebalesin apa yang nyokap omongin dengan sewot, dia ngomong udah mulai dengan nada yang tinggi, abis itu gua udahan tiw ngebacotnya, dan di sela kata-katanya dia ngomong, “KALO MAU NYARI IBU YANG BAIK PERGI SONO! CARI IBU LAIN!” dan setelah itu dia mulai ngejelekin bokap gua, padahal masalahnya sepele abis, cuman masalah rakaat sholat sunnah dan biasanya dia gak yang se fanatik itu.”
“ya ampun sabar ya han, nyokap lu mungkin lagi ada masalah kali han, dan bukan tipe orang yang gampang cerita, tahu-tahu meledak gitu han, gua ngebayangin jadi lo agak berat ya han…”
“hwa…. hwa… hwa…..” tangisannya mulai hysteria, seakan berbicara, “mau gila!”
Pelukan lagi deh gua, setelah itu dia mulai cerita gak habis pikir kenapa nyokapnya bilang setega itu, buat dia itu artinya “udahan deh gua ama lo! Pergi sana cari emak baru!” setelah itu gua gak mau ngebuat suasana jadi lebih “termelet-melet,” dan gua mulai menawarkan jasa atraksi salto gratis atau tarian ala dugong sea world, dia cuman teriak ke gua, “gila!!” dan abis itu kita ketawa-tawa dan suasana menjadi normal kembali.
Sebenernya gua mau memberikan tanggapan ke teman gua yang gak ke sampean karena masih diambang ke-sok tahu-an gua. Yahh… gua pikir daripada nyari emak baru yang berarti bokap lo kawin lagi, mending lo jadi sosok baru, sosok nyokap baru buat anak-anak, tanpa harus bersedih hati atas sosok nyokap yang semestinya jadi sosok hidup tapi malah gak semestinya, membuat pilihan kedua lebih baik, tetap lihat nyokap dengan berbagai keadaannya karena dia juga bagian dari tangan Tuhan, selama bisa memilih hidup yang lebih baik kenapa enggak? Karena kita masih sayang sama orang yang udah meminjamkan rahim tanpa pamrih bukan?
# list soundtrack : ost. Rumah tanpa jendela \ ?, warna \ dengan menyebut nama Allah, ipank \ bintang hidupku

7-june-2011



Untuk temanku Surti dan Surti-Surti lainnya

Terima kasih untuk telinga kalian
Atas keberadaan kalian
Aku masih bisa mendengar suara kalian
Tawa kalian
Aku tidak peduli apa kata orang tentang hidup kalian
Kalian lebih hadir dari pada perkataan orang
Lebih nyata dari kata orang
Tak peduli akhirnya kalian akan menemui telinga dan mulut baru
Aku tetap menyematkan kalian sebagai mulut dan telinga bahagia
Aku tak menyesal bila akhirnya aku jadi bagian kalian yang injak
Karena yang aku tahu pernah jadi bagian senyum kalian
Terima kasih untuk senyum kalian

6-juni-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar