Kamis, 10 Maret 2011

Mereka hanya lebih cepat menjalani siklus hidup daripada kita

Gua sekarang-sekarang ini mulai sering mendapat sebuah undangan manis dengan tulisan:

Tiwi dan partner
Di Tempat

Sebenarnya agak ngeledek ketika ada tulisan “partner”nya. Ahahaahaa. Tapi bukan itu yang mau gua omongin melainkan. Isi siapa yang menikah, dengan siapa, yang kenal amat ama gua, seorang artis modern ibu kota, yang ditakutin ama bocah-bocah di kampungnya. Dan ketika gua lihat… Ternyata eh ternyata, adik kelas gua yang ngundang. Perempuan. Wow!! Shocking with the soda dong gua, adik kelas gua nikah. Emmm, jadi perbincangan hangat dah tuh, bahkan gua sempet membicarakan dia :lemes girl: emang setelah kejadian itu gua selalu membicarakan hal yang berbau teoritis dan bla-bla. Karena sebelumnya gua sempet persentasi di depan kelas dengan ala ibu-ibu pkk pas materi sistem reproduksi bagian “akibat pernikahan usia dini” dan ih waw-nya kan bukan dini lagi, tapi sangat amat belia, bisa dibilang balitanya Pubertas. Umur gua ketika itu 16 tahun juga lagi. Adik kelas gua yang gua kenal amat sangat pendiam dan jarang hahaaa hihi. Menikah ketika itu. Perempuan pula. Bahkan udah mau punya anak sekarang. Teori yang gua gembar gemborin ketika di depan kelas gua mulai luluhkan. Karena gua pikir, basi!!. Kelamaan, orang yang sekarang aja, udah ada yang nikah usia dini bagaimana nanti. Basi, karena gua cuman bicara bla-bla. Bukan melihat kenyataan yang ada, dan menerjemahkan kebenaran dan kesalahan yang ada. Akhirnya gua berpikir ya emang itu jalan hidup dia yang tanpa sengaja gua artikan kalau mereka emang udah melangkah sebagai individu yang bakal melalui siklus hidupnya lebih cepat daripada yang seharusnya. Meski kakak gua yang umurnya 21-an belum nikah. Tapi, mau apa? Ya udah gitu. Mau cerita ke mereka kalau banyak korban dari pernikahan muda adalah perempuan dan kebanyakan dari mereka mengalami masalah ekonomi dan psikologis. Itu bodoh. Mereka sekarang ini akan menjalani hidup sebagai orang dewasa yang jauh lebih tua dari umurnya. Titik. Mereka hanya butuh bantuan nantinya.
Bahkan suatu sore yang hangat, gua bertemu dengan teman deket SD, “haii !!?” sapa gua, “iya, wii… pulang ya, kelas tiga lu ya?” “iya, ahahaaa… ” ada yang aneh dari dia, lumayan gemuk dan… menggendong seorang anak kecil, gua iseng nanya, “itu anak lu?” “iya wi, baru tau lu?” “waw, selamat yaa.. aseek udah punya anak,” abis itu gua cuman senyum-senyum aja, “wow.” Seakan ditantang keadaan yang datang ke gua sambil berkata, “mau apa lo?”
24/01/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar