“MY Life as FILM DIRECTOR”
Penulis :
Haqi Achmad
Halaman :
186 hlm
Penerbit :
PlotPoint Publishing (PT Bentang Pustaka)
I bought this book about 2 months ago at Semarang, niat pertama emang beli novel, tapi entah kenapa buku ini menarik banget dari covernya suka aja. Intinya sih gua beli buku ini cuman buat bacaan iseng-iseng aja. Finally, gua suka sama buku ini, bukan sekadar cover keren tapi isinya juga menarik dan berbobot.
Isi bukunya tentang perjalanan 4 sutradara, yaitu Hanung Bramantyo, Ifa Isfansyah, Joko Anwar, dan Sammaria Simanjuntak. Bagaimana mengawali karir mereka sebagai sutradara. Ada yang awalnya emang kuliah perfilman atau ada yang secara gak sengaja menyengajai dirinya untuk berkecimpung dalam dunia perfilman.
Haqi sendri membuat buku ini semacam buku panduan bagi
orang-orang yang resah akan jiwa sutradara orang-orang diluar sana agar bisa
bangkit. Buku ini bisa jadi seminar singkat buat orang-orang yang “GUE PENGEN
JADI SUTRADARA”. Lewat cerita dari 4 sutradara ternama ini membuat cerita jadi seseorang
yang mereka lakuin sekarang gak segampang yang dibayangkan, tapi nasib kadang
ngebuat mereka jadi orang yang beruntung jadi seorang sutradara yang handal. Kuncinya
sih mereka cinta dengan dunia seni ini.
Gua sendiri seorang mahasiswa perikanan. Dan kalau ditanya,
emang elu mau jadi sutradara? Gua jawab enggak. Terus kalau ada yang tanya, lu
kenapa beli? Gua jawab, mereka unik. Cerita mereka semua bisa jadi bahan
semangat. Karena enggak selamanya pelawak belajar dari seorang pelawak, para
pelawak nyari bahan lawak dari kejadian spele yang ada di kehidupan
sehari-hari. Belajar sedikit dari mereka yang ulet menekuni dunia perfilman,
mereka idealis dalam ngebuat seni mereka ini, dan gak selamanya apa yang
ditekuni jadi “job” mereka, Sammaria sendiri tadinya seorang arsitek dan Joko
Anwar sendiri tadinya bekerja di The Jakarta Post. See? Entah kenapa gua
percaya campur tangan Tuhan memberkahi setiap langkah mereka sebagai seorang
sutradara.
Okey, this is my book review dari gua. Enggak bagus dan
melenceng dari “bacaan” yang disebut resensi. Tapi this is the way I look the “things”.
~Sekian
20 februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar