Sabtu, 23 Februari 2013

#randompost GREEBEL PENSIL WARNA “BI-COLOUR”


GREEBEL PENSIL WARNA “BI-COLOUR”
Harga : Rp. 28.700


Beberapa hari yang lalu gua sempet maen ke Gramedia. Dan menemukan pensil warna ini, berhubung punya gua ilang gara-gara praktikum, gua yakin pensil warna itu kebawa temen gua, tapi yaudahlah gua udah menemukan pensil warna baru beli ini. Gua  yakin gua norak banget baru tahu tentang pensil warna ini. Unik banget, karena satu pensil warna ini ada dua macem warna. Sebenernya gua udah pernah liat pensil warna yang ada dua begini dari nyokap gua, nyokap gua itu penjahit jadi butuh begituan, tapi waktu itu gua liat nyokap gua punya satu biji, dan warnanya biru-merah, gua pikir macem kayak gini aja. Ternyata gua menemukan pensil warna kayak nyokap dengan banyak macemnya.
Simpelnya dengan pensil warna ini enggak ribet buat nyari-nyari pensil warna yang akan kita pake, dan gak ribet pensil yang kita pegang, dan intinya kita pegang terus dibolak balik. Selain itu lebih hemat, biasanya kalau beli pensil warna dengan warna yang itu-itu aja, ini jadi banyak macemnya, tanpa harus beli pensil warna lagi yang macem-macem itu. Isinya ada 12 pensil tapi ada 24 macem warna! Keren dan praktis gitu kalau kata gua.
Harga boleh lumayan murah dan selain itu praktis, tapi ketika udah diaplikasikan buat gambar-gambar lumayan kok. “Kereng” alias jelasnya mantep banget buat gambar, karena gua udah nyoba sendiri.
~Sekian
22 feb 2013 

Rabu, 20 Februari 2013

#bookreview “MY Life as FILM DIRECTOR”


“MY Life as FILM DIRECTOR”


Penulis                 : Haqi Achmad
Halaman              : 186 hlm
Penerbit              : PlotPoint Publishing (PT Bentang Pustaka)

I bought this book about 2 months ago at Semarang, niat pertama emang beli novel, tapi entah kenapa buku ini menarik banget dari covernya suka aja. Intinya sih gua beli buku ini cuman buat bacaan iseng-iseng aja. Finally, gua suka sama buku ini, bukan sekadar cover keren tapi isinya juga menarik dan berbobot.

Isi bukunya tentang perjalanan 4 sutradara, yaitu Hanung Bramantyo, Ifa Isfansyah, Joko Anwar, dan Sammaria Simanjuntak. Bagaimana mengawali karir mereka sebagai sutradara. Ada yang awalnya emang kuliah perfilman atau ada yang secara gak sengaja menyengajai dirinya untuk berkecimpung dalam dunia perfilman.







Haqi sendri membuat buku ini semacam buku panduan bagi orang-orang yang resah akan jiwa sutradara orang-orang diluar sana agar bisa bangkit. Buku ini bisa jadi seminar singkat buat orang-orang yang “GUE PENGEN JADI SUTRADARA”. Lewat cerita dari 4 sutradara ternama ini membuat cerita jadi seseorang yang mereka lakuin sekarang gak segampang yang dibayangkan, tapi nasib kadang ngebuat mereka jadi orang yang beruntung jadi seorang sutradara yang handal. Kuncinya sih mereka cinta dengan dunia seni ini.

Gua sendiri seorang mahasiswa perikanan. Dan kalau ditanya, emang elu mau jadi sutradara? Gua jawab enggak. Terus kalau ada yang tanya, lu kenapa beli? Gua jawab, mereka unik. Cerita mereka semua bisa jadi bahan semangat. Karena enggak selamanya pelawak belajar dari seorang pelawak, para pelawak nyari bahan lawak dari kejadian spele yang ada di kehidupan sehari-hari. Belajar sedikit dari mereka yang ulet menekuni dunia perfilman, mereka idealis dalam ngebuat seni mereka ini, dan gak selamanya apa yang ditekuni jadi “job” mereka, Sammaria sendiri tadinya seorang arsitek dan Joko Anwar sendiri tadinya bekerja di The Jakarta Post. See? Entah kenapa gua percaya campur tangan Tuhan memberkahi setiap langkah mereka sebagai seorang sutradara.

Okey, this is my book review dari gua. Enggak bagus dan melenceng dari “bacaan” yang disebut resensi. Tapi this is the way I look the “things”.

~Sekian
20 februari 2013

Selasa, 19 Februari 2013

semacam bacaan (sok) pintar #edisiustad


[ADELE, HIDING MY HEART]. This is popular song. And the singer is popular too. Cermati lagu ini sampe habis. Cute ya suaranya? I really love how Adele sing the sad song being interesting song, is not only “menyemenye” song, but also you can hear technique the way of her sing, it`s superb!
"This is how the story when
I met someone by accidentWho blew me away
Blew me away
And It was in the darkest of my days
When you took my sorrow and you took my pain
And buried them away, buried them away
I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I've ever known
You'll disappear one day
So I'll spend my whole life hiding my heart away [ADELE, HIDING MY HEART]"
Seperti biasanya kadar otak gua bukan seorang yang pinter banget ngartiin sebuah lagu. Dalih gua sih “saya cuman mahasiswa perikanan”, hahaha. Back to the topic! Ceritanya ada seorang wanita [anggep aja wanita, karena dalem kasus ini bisa aja orang lain mengartikan ini pria *sikap*] kemudian wanita itu bertemu dengan seorang pria, saling mengenal deh mereka. Sesungguhnya mereka kemudian menjadi teman, tapi semacam Teman Tapi Mesra. Karena buat gua, GILAK! Wanita ini sampe begitu suka kalo enggak karena  ada apa-apa sama pria ini. And at least…. [So I'll spend my whole life hiding my heart away] I hate this song then just for a moment, karena wanita ini terlalu apa ya… give up banget buat masalahnya. Terlalu banyak pengharapan dari si wanita dalem lagu ini, terlalu banyak mimpi itu malah ngebuat dunia sendiri, yes, macem autis gitu, mereka seneng sama dunia mereka sendiri. DO NOT DO THAT IF YOU SOBER AND HEALTH!

So, Tuhan itu bersama prasangka hambanya. Ada kalanya manusia punya iman yang naek turun kayak rok mini yang terbang-terbang. Tapi gua disini sebagai semacam ustad.. widiiiih… “Jamaaaah….!” Hahaha, gua cuman mengingatkan, bisa kali ya kita punya mimpi tapi bisa juga kali mimpi itu dijadiin rencana hidup bukan pegangan hidup. Pegangan hidup cukup agama. Semoga kita punya prasangka yang baik, Tuhan bilang, “berdoalah kepada Ku, maka Aku kabulkan…” God is almighty. Segala sesuatunya yang terlihat gak sengaja [I met someone by accident] Tuhan udah atur. GILAK nih gua ceritanya, semacam abis move on gitu… Terus obrolan gua macem ustad…
Sekarang gua mau buat prasangka baik gua dulu, minggir, prasangka baik gua kali ini adalah… GUA NIKAH SAMA TEZA SUMENDRA. [I do not care tentang orang-orang bilang, gua cuman mau merealisasikan apa yang gua ungkap tadi. so, Shut up!!] *peace* *pipis, lup, en gahul*

19 FEB 2013

Senin, 18 Februari 2013

semacam bacaan (sok) pintar


THE CALL [neptune and backstreet boys]. I just listened this song for many times. Dunno lagu ini cukup kece dibawain oleh Teza Sumendra dengan suaranya yang gahar itu sangat bisa membuat perempuan-perempuan disana mati gaya (including meeee!). I just realized about one paragraph of this lyric is touching….

Now two years gone, nothing’s been won
I can’t take  it back, what’s done is doneOne of her friends found out that she wasn’t my only one
And it eats me from inside that she’s not by my sideJust because I made that call and lied
THE CALL [neptune and backstreet boys]

Pertama kali gua denger lagu ini ampe berkali-kali yang pertama kali gua puji adalah suara Teza (jelas), lama-lama penasaran, terus gua cari liriknya. Dan sepinter kadar otak gua tentang arti dari lagu ini cukup bikin gua bĂȘte pertama kali, jadi intinya si pria ini ngebohongin pacarnya untuk wanita lain lewat telfon,  ampe akhirnya si pria ini putus. Dan yang jadi perhatian adalah lirik yang gua kutip di atas… [I can’t take  it back, what’s done is done] intinya kita gak bisa ke masa lalu yang udah ya udah. So, meskipun pria ini bajingan banget, tapi dia sadar banget kalau dia salah, dan ngerasa menyesal [And it eats me from inside that she’s not by my side].

Disinilah point gua untuk berbicara, masa lalu itu cukup buat jadiin lucu-lucuan. Gak usah serius banget sama masa lalu, mereka itu gak bertanggung jawab buat kalian sedih dan galau. Mereka itu cukup untuk ditertawakan. Ketika kita ngerasa salah, yaudah, apa pun kata orang tentang kita di masa lalu. Biarin mereka itu korban masa lalu, ini kita, perkara mereka masih ngebawa perkara lama, this is ME, you? BASTARD.

18 februari 2013