Let’s talk about him. Secara teknis dia adalah kakak kelas gua di perikanan. Dalam perjalanannya gua DULU adalah perempuan labil yang baru masuk kuliah dan mencari pengalaman hidup. Lebih enak kalo gua panggil dia Kak Sagita. Pertama liat dia, biasa ajalah orangnya. Gua kenal dia dari sebuah brosur tentang Penerimaan Mahasiswa Baru. Agak gila sebenernya. Tapi entahlah, mungkin gua lagi labil saat itu (alibi). Kak Sagita, sering gua tanya – tanya untuk beberapa hal mengenai kampus, dia jawab dan perbincangan lewat sms, dan kemudian koneksi terus berlangsung (terimakasih Tuhan untuk semua koneksi, internet dan jaringan emang hebat banget). Perbincangan pun mulai enggak sekedar tanya kampus, hal yang paling mengagetkan yang pernah dia tanya adalah “kamu punya Facebook dek?” . gua yakin dia menyesali kenapa pernah sms kayak gitu. Dan begonya gua, kenapa gua layanin. Setelah kejadian antara Sagita dan gua, gua berjanji gak akan meladeni sms aneh sebelum tau orang ini siapa, kalo gak mau ngaku biasanya orang yang aneh begitu, gua sms balik “dasar alay”. Beralih ke Kak Sagita, begitulah sms mulai berlanjut rutin. Semuanya fatal ketika antara gua dan kak sagita gak tau satu sama lain, kayaknya kak sagita gak nemuin facebook gua, “there are a lot Pertiwi Handayani”. Sampai suatu ketika gua bertanya ke Kakak ini tentang Ospek, dan dia merahasikannya, gua sogok make permen lollipop (entahlah apa yang gua pikirkan) dan dia juga gak mau jawab, dan entah kenapa gua bilang, gua mau ngasih aja ke dia. Tiba lah beberapa hari setelahnya pertemuan Lolipop antara manusia tolol (gua)dan manusia yang tertera namanya di brosur (kak sagita). Abis magrib ketemuan depan Masjid, emang ada kesan mau ke tempat pengajian, trust me! Gua panik sebenernya selain karena gua gak pernah ketemuan dengan orang yang gak pernah gua kenal sebelumnya dan gua pun bingung mau menciptakan kesan pertama yang menawan (baca: pas gua ketemuan, gua belum mandi make kemeja kedodoran dan sandal jepit, kebayang gak, apa yang cantik dari diri gua?). Tuhan, setelah gua tiba di depan masjid, gua sms dia, “kamu dimana?” balesannya “kita di kanan mu”, sodara-sodara “kita” ? gua sendiri? Dalem hati gua, “kampret nih orang make ngajak temen, malu gua!” dan setelah beralih ke kanan gua, damn!!!! Ada orangnya!!!! Gua yang sok asik ketemu sama dia sendirian dan dia berdua bareng temennya, percakapan tolol pun terjadi:
Gua : hai, nih ka! (gua langsung julurin lollipop, serasa ngasih seserahan)
Sagita : hai (julurin tangan), kenalan dulu dong, siapa? Pertiwi ya?
Gua : iya sagita kan yak? Nih kak, lolipopnya…
Sagita : oh iya… kenalin namanya …. (sumpah gua lupa, gua udah kadung panik)
Gua : ohyaudah ya kak, aku pergi dulu, mau ke atm
Sagita : oh yaudah..
~angin semilir berkata, “bego lu!!”
Gua jalan secepetnya gua bisa, run away from TKP. Pesan terakhirnya lewat sms yang gua terima setelah kejadian itu, “makasih ya permennya, langsung aku makan lho” gua bales, “ok”
Entahlah setelah kejadian itu gua ngerasa terbuang dan dilupakan. Karena abis kejadian itu, we lost contact, gak ada sms lagi. Berasa tolol aja. Gak pernah kebayang kenapa gua pernah menjalani kehidupan seperti itu. Dan dalam kenyataannya dia adalah kakak kelas gua di kampus. Melihat gua akan ketemu dia secara sengaja dan tidak, gua akan stay cool dan belagak pilon. Lu tau sodara-sodara, gua pernah ketemu dia dan dia lewat gitu aja. Tuhan, gua akan bertahan 4 tahun kedepan dan berlagak pilon gak kenal dia. Mengenalnya sebagai sebuah kesalahan, “hai kakak yang namanya di brosur, kita akan pura-pura bego gak kenal, dan terlebih kamu kak”
Semarang, 23 januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar